Rabu, 31 Oktober 2012

ForYou..


Untukmu..
Detik ini kau kembali..
Menghadirkan kembali lampu asa dalam gelap malamku..
Kau tarik pikiranku ke dalam ragamu..

Kini, kau menghilang untuk kesekian kali..
Menghadirkan rasa yang teramat menyiksaku..
Berkedippun aku serasa tak kuasa..

Entah bagaimana kau ambil sesuatu itu dariku..
Yang dapat menjadikanku,
Tegar..
 Iringi setiap helai nafas yang menguap..
Menyentuh dinding atmosfer dinding harapan..
Dan sesuatu yang meremukkanku dalam sekejap..

Penantian ini akan terus berlangsung untukmu..
Tak peduli setebal apapun karat yang mengikis lampu asaku ‘tuk bersamamu..

Ingin Utuh...


Persatuan nafas ini semakin hari semakin kehilangan makna..
Tanpa satu sebab yang dapat menunjukkan bukti layaknya di meja hijau..
Bahkan mungkin lebih buruk..

Hanya semua angan yang telah menjadi saksi bisu..
Aku sering memaksanya untuk diriku sendiri..
Tapi,
Apalah arti dari seonggok tulang yang berusaha menopang tingginya langit..

Bertahan,
Dalam hati tlah rapuh..
Semuanya serasa tak bertuan..

Kini aku benar – benar merasakannya..
Rasa yang tlah berusaha ku timbun
Dengan senyum,
Meski tak sama nyatanya..

Mungkinkah kau tahu rasa itu menggerogotis sebagian ragaku??..
Mengertikah kau rasa itu akan terus menjalar??..
Dan,
Tak bisakah..
Kau melihat tulang kering yang masih berusaha menopang tingginya angkasa??..

Kau sebagian nafasku..
Ku ingin kau tak melewatkan stiap detik dalam hidupku..
Atau..
Salahkah aku menginginkanmu secara utuh??...


Rabu, 24 Oktober 2012

Tanpa Mengukur Untukku..



Ku tuntut segalanya darimu
Ku pinta mauku terpenuhi olehMu
Tanpa pernah tahu dalam hatiMu..

Ku hitung semua keringatku, padaMu..
Tanpa pernah Kau ukur seputih hatiMu untukku..

Kau melakukannya, untukku..
Kau tempuh dingin angin menerpa demi selimuti tubuhku yang rentan..
Kau dekap menghangatkanku dengan belaian cintaMu..

Ibu, kau tk menuntut apapun dariku..
Ibu,
Kau selalu berharap dalam do’aMu..
Dan Ibu,
Takkan berarti hidupku tanpamu,
Ibu..
Takkan bisa tanpamu,
Ibu..

T’ Begitu Paham//...



Mungkin kau tak dapat berucap tentang semua ini..
Tapi, itu terlihat dari caramu memandangku..
Aku tak yakin,
apa aku dapat sekuat ini saat tak bersamamu..

Memadamkan api dalam hati ini,
memalingkan kerlingan mata..

Setiap nafas yang kau hembuskan padanya semakin menusukku..
Senyumimu,
membuatku semakin mencintaimu..

meski kau tak dapat merasakan,
setiap nafas hangat yang ku kirim padamu..

Stiap saat,
Stiap hati selalu terbayang akan dirimu..
Meskipun aku tahu kau berpihak padanya,
Tapi
Aku akan selalu siap disini untuk,
Menjadi serpihan bulu dari sayapmu saat kau akan terbang..

Mungkin kau tak bisa merasakannya saat ini..
Dan suatu waktu, mungkin..
Sejujurnya
aku tak begitu paham tentang hatiku..
Karna ini yang pertama untukku,
Aku berusaha mendewasakan diriku..

Meski aku tk yakin mendapatkannya..

Aku hanya ingin kau tahu,
Bahwa ada satu sisi kosong dalam hati ini..
Selama ini,
Aku masuh mencoba untuk cari tahu bagaimana cara  tuk mengungkapkan dengan indah..
Tapi aku wanita,
Dan aku tak mungkin memulainya..

Karna aku tak inginn hatinya terasa sakit,
Karna nafasku untukmu..

Senin, 22 Oktober 2012

Sendiri Lagi


SENDIRI LAGI

Hasrat kelam menyelimuti..
Tlah rajai kebodohan..
Ku dapati air langit dipipiku..
Derai, seakan membeku tertahan angin..

Kadang terurai, meski tak sampai..
Akhiri kekacauan yang meradang..
Bertahan sendiri dalam angan..
Tuk menerima pahitnya..

Aku tak ingin munafik..
Ku abaikan segalanya, demimu..
Untuk bersama,
Aku masih akan mencobanya..
Aku dapat melihat itu di matamu..

Meski kau bisu,
Kau tahu itu..
Ribuan kali aku coba mendaki,
Nafasku tetap terjaga..
Miliyar menit,
Aku tetap bertahan..

Menanti satu kata darimu..
Kapanpun itu..
Beri tahu sebelum mataku tertutup,
Tolong...

Tuhan,
Aku sendiri menanti waktu..
Merangkai rasa yang tlah menjadi kepingan..






T.O.L.O.L



Matahari masih memancarkan sinar
Senja, yang amat berbeda rasanya..
Kunikmati hembusan nafas Tuhan di atas balok hitam putih pinggir jalan..
Sepi, hanya berteman pohon tua kering yang mengayun rapuh..
Masih mencoba menyatukan hati dan otak..                                                                  
Tak sejalan,
mendayung melawan anak panah yang masih melaju dalam hatiku..
Kadang aku bertanya,
Mengapa aku tak dapat sekuat pohon tua yang menemaniku ??..
Bertaruh mengalahkan terik dan dingin,
Menusuknya,
Merasuk menyelimuti kulit yang kering..
Maafkan aku yang tak dapat melihatmu saat senja itu,
tertahan di bibirku..
Masuk kanan keluar kiri..
Termenung seperti orang tolol..
Entah apa yang tergambar dalam benakku?..
Kosong tanpa arti,
Tanpa makna..
Selasa,18/09/2012